Selasa, 18 Juni 2013

Pancasila's Contemporary Appeal: Re-legitimizing Indonesia's Founding Ethos

Background - Call for Papers

Indonesia's first president, Sukarno, created a revolutionary concept as the founding ethos of the newborn state of Indonesia. Pancasila was formulated as an intellectual concept to unify the rich variety of cultural, ethnic, linguistic, social and religious groups found throughout the vast and diverse Indonesian archipelago. Expanding its reach into all fields of society touching upon economics, politics, social justice, religion and human rights, after much contested debate, Pancasila was eventually accepted as the founding ethos of Indonesia.

Many years of economic, educational, political, and state-building development have passed since Pancasila was first espoused, resulting in the contemporary reality of Indonesian society. The current evolution of globalization and supra-national state structures have redefined the nation-state, directly challenging the relevance of a political philosophy developed decades ago and have put intense pressure upon the current interpretation of Pancasila.
The aim of this conference is to address questions and issues exploring to what degree Pancasila, as the founding ethos of Indonesia, continues to be relevant in a global and modern Indonesian society? To what degree can Pancasila and its followers address the various challenges of the centrifugal forces of globalization and modernity?
True to the multidisciplinary goal of the Yale Indonesia Forum (YIF), this topic will be approached by scientists and researchers from various intellectual and academic disciplines in order to highlight and question the different aspects of Indonesia's founding ethos of Pancasila. Abstracts are therefore invited for papers from scholars focusing on any social, economic, cultural, or religious aspect of this issue. Yogyakarta has again been chosen to host this year's YIF conference because of its nature as center of academic excellence in Indonesia, and as such, capacity to bring together intellectually and ethnically diverse people from all parts of Indonesia.
Program
July 1-2, 2009
Day 1

08.00 - 09.30 : Registration

09.00 - 10:00 : Opening Ceremony

Welcome by Fr. Ninik Yudiyanti, Vice-President of Sanata Dharma University.

Presentation of Towards An Inclusive Democratic Indonesian Society: Bridging the Gap between State Uniformity and Multicultural Identity Patterns, publication No 1 of the Yale Indonesia Forum International Conference Book Series, to Sanata Dharma University by Frank Dhont, YIF Coordinator.

10.00 - 10.15 : Coffee break

10.15-11.45: Panel 1: EXPRESSIONS OF PANCASILA

Moderator: A. Tripriantoro, Sanata Dharma University

Jennifer Goodlander, Ohio University.
"Rhythms of a National Body: Balinese Dance and the Ideology of the Panscasila."
Sita Hidayah, Florida International University/Institute for Interfaith Dialogue in Indonesia.
"Translating 'Ketuhanan Yang Maha Esa' An Amenable Religious Repertoire?"
M. Endy Saputro, Gadjah Mada University.
"Reinterpreting Pancasila Kita."

11.45 - 12.45 : Lunch break

12.45 - 14.45 : Panel 2: INSPIRING A NATION

Moderator: Tamara Aberle, University of London
Satish Kumar Singh, DAV PG College, Banaras Hindu University
"Pancasila: Ethos of India"
Michael O'Shannassy, Australia National University.
"(Re)Imagining Community: Pancasila and National Identity in Contemporary Indonesia."
Saafroedin Bahar, Nusantara Institute.
"Pancasila, the living Staatsfundamentalnorm of the Indonesian nation-state."
Rommel A. Curaming, National University of Singapore.
"Consuming National Ideologies in the Blogsphere: Pancasila, Rukunegara and the Changing Matrix of Political Engagement in Indonesia and Malaysia"

14.45 - 15.00 : Coffee break

15.00 - 16.00 : Panel 3: INCLUDING THE OTHERS: PANCASILA FOR ALL?

Moderator: Tamara Aberle, University of London
Johanes Herlijanto, Macquarie University.
"Encountering the Ideological Other: Indonesians' Perception on Pancasila's 'Archenemy.'"
Yuwanto, Universitas Diponegoro.
"Exclusive bylaws at odds with state ideology of Pancasila."


Day 2


08.00 - 08.45 : Registration

08.45 - 10.15 : Panel 4: EDUCATION AND PANCASILA VALUES

Moderator: Melanie A. Nyhof, University of Pittsburgh
Frank Dhont, Yale University.
"Sukarno's Pancasila: a Man of his Time."
Hastangka, Gadjah Mada University.
"Pancasila Education in the Post Reform Era, Senior High Schools (SMA): A Study in Yogyakarta."
H. Purwanta, Sanata Dharma University.
"Inculcating Pancasila."

10.15 - 10.30 : Coffee break

10.30 - 12.30 : Panel 5: Questioning Pancasila's relevance: past and present.

Moderator: Melissa Teetzel, Pepperdine University
Seung-Won Song, Sogang University.
"Back to Basics in Indonesia?: Reassessing the Pancasila and Pancasila State and Society, 1945-2007."
Victor Sumsky, Institute of World Economy and International Relations.
"Why Pancasila may look irrelevant in 2009 - and why it may not."
G. Budi Subanar, Sanata Dharma University.
"Story of Pancasila through Visual Art: A Preliminary Research."
Michael Wood, Dawson College.
"Has Pancasila Ever been Relevant?: A Historical Inquiry."

12.30 - 13.30: Lunch break

13.30 - 15.30: Panel 6: APPLYING PANCASILA IN A COMMUNITY

Moderator: Melissa Teetzel, Pepperdine University
Kevin W. Fogg, Yale University.
"Pancasila as an Idea, not an Icon; Masyumi and the State Ideology."
Silverio R.L. Aji Sampurno, Sanata Dharma University.
"Pancasila, truly of the Indonesian people: The case of the community of Bening Village in Sleman, Yogyakarta."
Pius S. Prasetyo, Parahyangan University.
"Village Democracy : The Interaction Between Local Culture and Modern Political Pattern."
Lukas S. Ispandriarno, Atma Jaya Yogyakarta University.
"Pancasila Press after the New Order: The Concept and Practice of Pancasila Press according to the Version of Kedaulatan Rakyat newspaper of Yogyakarta."

15.30-16.00: Closing Ceremony

Closing Remarks by Frank Dhont, Yale University and Silverio R.L. Aji Sampurno, Sanata Dharma University.
Closing and presentation of souvenirs to all speakers by Paulus Wiryono Priyotamtomo, President of Sanata Dharma University.
Conference Organizers:
Frank Dhont, Yale University
Silverio R. L. A. Sampurno, Sanata Dharma University
S. Nindito, Atma Jaya Yogyakarta University
Thomas J. Conners, Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology

Cooperating Institutions:
Yale Indonesia Forum, Yale University
Sanata Dharma University
Atma Jaya Yogyakarta University


For additional information: E-mail frank.dhont@yale.edu

Sabtu, 02 Februari 2013

Pelajaran dan Faedah Kisah Ashabul Ukhdud


Dari kisah Ashabul Ukhdud yang telah terlebih dahulu dikontribusikan, terdapat berbagai pelajaran dan faedah yang dapat kita petik kemudian dipahami, dipelajari dan diamalkan. Sehingga kisah ini bukan hanya menjadi pengantar tidur ataupun pengetahuan belaka namun memberikan manfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat. Amiin
Di antara rentang waktu tertentu Alloh menyiapkan orang-orang yang menegakkan menara agamanya dan menyebarkannya di muka bumi. Sebagaimana Dia menyiapkan pemuda ini untuk menjadi sebab berimannya kaumnya. Hal seperti ini terjadi pula pada umat ini dalam bentuk yang lebih agung dan lebih besar. Alloh telah menyiapkan orang-orang yang menyebarkan, menjaga, dan membela agamanya.
Raja memilih pemuda ini untuk dididik menjadi penyihir  yang dapat menopang kekuasaannya, akan tetapi Alloh menghendakinya menjadi seorang dai shalih yang menghancurkan kerajaannya dan memberi petunjuk manusia kepada agama yang benar. Dan hal ini mengandung pelajaran bagi orang-orang yang mengambil pelajaran. Alloh menyiapkan untuk agama-Nya orang-orang yang tumbuh di rumah para thaghut agar mereka menjadi dai-dai pemberi petunjuk.
Iman tidak memerlukan waktu yang lama untuk bersemayam di dalam jiwa dan hidup di dalam hati. Kaum pemuda itu yang rela dengan siksa Neraka dunia, maka iman mereka hanya berlangsung beberapa saat saja. Sama dengan mereka adalah para tukang sihir Fir’aun. Ancaman siksa Fir’aun tidak menyurutkan mereka dari iman.
Kadangkala Alloh menampakkan karomah melalui sebagian wali-Nya untuk mendukungnya dengannya dan meneguhkan iman dan keyakinannya. Pemuda ini bukanlah sembarang pemuda. Alloh telah menjawab doanya sehingga binatang itu mati karenanya. Alloh menyembuhkan orang buta dan berpenyakit sopak melalui tangan sang pemuda, juga mengobati orang-orang sakit. Alloh menjawab doanya sehingga dia terbebas dari usaha pembunuhan dan justru bala tentara raja yang diperintahkan untuk membunuhnya, merekalah yang mati.
Mengorbankan jiwa fi sabilillah bukan sedikit pun termasuk bunuh diri. Pemuda ini membeberkan cara yang dengannya raja bisa membunuhnya. Sebagian dari orang-orang mukmin ada yang dilempar ke dalam api, ada pula yang terjun sendiri. Tujuan mereka bukanlah bunuh diri, akan tetapi hal itu mengandung penghinaan kepada para thaghut dan keridhaan dari Rabbul alamin.
Kuatnya permusuhan orang-orang kafir terhadap orang-orang mukmin. Raja dan bala tentaranya telah menggergaji penasihatnya dan pendeta, lalu mereka membakar manusia dengan api.
Penjagaan Alloh terhadap para wali-Nya dan penghinaan-Nya terhadap musuh-musuh-Nya. Alloh telah menjaga pemuda ini dari usaha pembunuhan, menjawab doanya, dan membinasakan orang-orang yang hendak mencelakainya.
Kewajiban sabar atas cobaan yang menimpa pada jalan Alloh sebagaimana sikap pendeta, penasihat raja, dan pemuda ini yang bersabar sebagaimana orang-orang mukmin dibakar api dengan kesabaran.
Dibolehkan berdusta dalam perang dan yang sejenisnya. Pendeta ini menunjukkan kepada pemuda itu cara menjawab penyihir jika dia menanyakan keterlambatannya dan cara menjawab keluarganya jika dia menanyakan keterlambatannya.
Alloh menampakkan kepada orang-orang zhalim akan kelemahan dan ketidakmampuan mereka. Pemuda ini telah membuat raja pengklaim ketuhanan ini benar-benar mati kutu. Dia tidak mampu membunuhnya, walaupun dia sangat lalim dan bengis. Kelemahananya semakin kentara manakala dia menuruti petunjuk pemuda itu agar bisa membunuhnya.
Penegak akidah terkadang melemah dalam memikul siksaan. Karena kerasnya penyiksaan, dia mungkin membocorkan rahasia yang semestinya tidak boleh dibocorkannya. Di bawah kerasnya siksaan, penasihat raja yang sembuh dari kebutaan itu menunjuk nama si pemuda. Begitu pula si pemuda, dia menyebut nama pendeta ketika berada di bawah kerasnya siksaan. Walaupun demikian, pengakuan ini tidak menurunkan kedudukan keduanya. Keduanya memikul siksaan yang menjadi sebab kematian mereka manakala keduanya diminta untuk mundur dari akidah dan kafir kepada Alloh.
Murid bisa saja afdhal dari gurunya. Pemuda ini mewujudkan apa yang tidak diwujudkan oleh pendeta, namun pemuda itu menjadi seperti itu karena petunjuk pendeta.
Hadis ini membantah orang-orang yang mengklaim bahwa berbuat baik tidak akan bermanfaat dalam dakwah kepada Alloh dan bahwa kewajiban kaum muslimin adalah menegakkan hukum Islam. Adapun menyibukkan diri dengan memberi makan orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, membangun masjid-masjid dan rumah-rumah sakit, maka semua itu sia-sia belaka. Hadis ini membantah mereka. Alloh telah membuat pemuda ini mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti kebutaan dan penyakit sopak. Hal itu menjadikan orang-orang berkait dengannya dan menerima dakwahnya.
Di muka bumi terdapat para raja lalim yang mengklaim diri sebagai tuhan. Mereka mengiklankan diri mereka sebagai tuhan lain selain Alloh, seperti Fir’aun, Namrud, dan raja bengis yang membakar orang-orang mukmin.
Para penyokong kejahatan selalu berusaha agar kejahatan mereka berlangsung terus sesudah mereka, seperti penyihir ini yang berusaha mewariskan ilmunya yang rusak agar tetap hidup dan menyesatkan manusia.
(Sumber Rujukan: Shahih al-Qashash, DR. Umar Sulaiman Al-Asyqar.)

Sabtu, 26 Januari 2013

TAUBATNYA MALIK IBN DINAR


Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik ibnu Dinar menuturkan:
Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak dari pernikahan tersebut. Maka kemudian aku menikah dan dikarunia seorang putri yang kuberi nama Fathimah. Aku sangat mencintainya. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku. Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepada aku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Ta'ala lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.

Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula akau menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun. Saat usianya genap tiga tahun itulah Fathimah meninggal dunia.

Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang bisa menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setanpun mempermainkanku , hingga datang suatu hari, setanku berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.” Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.

Hingga kemudian aku melihat sebuah mimpi. Aku melihat hari kiamat. Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kel ompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan. Hingga aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku : “Mari menghadap al-Jabbar!”


Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ular besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!”


Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku .” Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!”

Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”

Dia berkata:
Kemudian aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.
Dia berkata kepadaku: “Wahai ayah,

« أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُہُمۡ لِذِڪۡرِ ٱللَّهِ »

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)

Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular ini.” Dia berkata: “Ini adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalih, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”

Dia berkata:
Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Ta'ala.

Dia berkata:
Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:

« أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُہُمۡ لِذِڪۡرِ ٱللَّهِ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (QS. Al-Hadid: 16)

Itulah dia, Malik bin Dinar , salah seorang imam generasi tabi’in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat yang mengetahui penghuni sorga dari penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara kedunya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”

Malik bin Dinar bertaubat dan dia dikenal bahwa pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid menyeru dan berkata: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku adakan mendatanginya dengan berjalan kecil.”

Aku memohon kepada Allah Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zhalim.

Malik bin Dinar wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Mizanul I’tidal, III/426)

Oleh: Mushthafa Shadiq ar-Rifa’iy, Silsilah Hikayat Hawa`

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
 --------------- --------------- ----
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

by : Mutiara Air Mata Muslimah

~HATIMU ADALAH KEHIDUPANMU~

Maafkanlah org yg telah tulus meminta maaf kepadamu. Krn boleh jadi, ketika kita tak memaafkannya, mungkin saja Allah telah memaafkan mereka.

Adakah org yg lbh bhagia selain mereka yg tdk memiliki dendam sekalipun di hatinya..??

Org yg enggan untuk memaafkan, maka dadanya tak akan pernah lapang. Ada sakit yg menghimpit-himpit karena dendam yg tiada terobati.

Wahai sahabatku...
Hatimu adalah kehidupanmu..
Maka jagalah selalu..
Agar tak ada apapun yang mempengaruhinya..
Dan merubah warnanya menjadi kelam..
Karena hatimu adalah penggerakmu..

Biarkan warnanya tetap indah..
Biarkan bentuknya tetap utuh..
Biarkan cahayanya tetap terang..
Tanpa ada kabut yang menyelimuti..
Hingga fikirmupun tetap jernih adanya..

Jagalah selalu hatimu..
Karena hanya kamu sendirilah yang mampu menjaganya..
Mampu menghindarkan dari virus virus yang bisa mencemarkanya,menginfeksinya..
Karena virus hati sangatlah banyak tak terhitung,dan tak terduga..

Iri..,Dengki..,Prasangka buruk..,
Ketamakan..,Kebencian..,Kedustaan..DLL..

Akan sangat di sayangkan jika hati kita..
Satu satunya yang paling berharga dalam kehidupan kita..
Harus tercemari dan terinfeksi oleh virus yang tak berarti..
Padahal kita mampu menangkalnya..
Kita mampu menghalau dan memusnahkanya..

Banyak banyaklah beristigfar..
Agar hati selalu terbentengi dari virus yang tak berarti..
Perteballah rasa syukur dan keimanan kita,
Karena itulah gerbang utama yang tak bisa di lewati virus itu..
Perkokohlah keikhlasan dalam diri kita..
Karena itulah imun untuk hati kita..

Semoga hati kita tetap bening dan bercahaya..
Agar kita bisa tetap berjalan lurus..InsyaAllah ..Aamiin

by : Mutiara Air Mata Muslimah

Jumat, 25 Januari 2013

~Meninggal di dekat KA'BAH~



Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Aku menuju ke meja makan di kantin universitas setelah aku membayar bon untukku dan sahabat-sahabat ku. Ada seorang sahabat yang telah duduk di dekatku, maka akupun mendekatinya. Kemudian kamipun mengobrol dan bercanda ria.
Salah seorang teman mendahuluiku berkata: "Kamu melihat si Turki?" Kujawab: "Ya, akan tetapi dia sekarang sudah banyak berubah." Dia bertanya lagi: "Kamu sudah menanyakan sebabnya?" Aku menjawab: "Tidak, demi Allah, aku khawatir sebabnya adalah sebuah luka yang justru dia ingin melupakannya. Di zaman sekarang ini banyak yang terjadi seperti itu."

Sahabatku itu terdiam, dan kamipun menyelesaikan sarapan. Saat itu waktu sudah mendekati jam kuliah, maka kamipun beranjak menuju ruang kuliah.
Selang beberapa hari, aku melihat perubahan yang sangat mencolok pada teman Turkiku itu. Akan tetapi aku tidak berani lancang bertanya kepadanya tentang sebab perubahan tersebut. Namun pikiran dan jiwaku terus menerus disibukkan oleh keinginan untuk mengetahui sebab perubahannya.

Lama setelah itu, aku berkumpul bersama si Turki dan seorang sahabat dalam sebuah majelis, kami berbicara sekitar materi perkuliahan dan tentang ujian. Tiba-tiba, sahabatku mendahuluiku bertanya dengan pertanyaan yang sangat membuatku tidak enak, dia bertanya: "Tidakkah engkau tahu sebab perubahan si Turki?" Aku menjawab: "Tidak, demi Allah, namun aku memohon kepada Allah Ta'ala, agar sebabnya adalah sebuah kebaikan."

Pada saat itulah si Turki mengangguk-angg ukkan kepalanya dan memutuskan untuk berbicara. Di antara yang dia katakan adalah:
Pada suatu hari aku pergi ke Makkah untuk umrah, aku masuk bersama dengan sahabat-sahabat ku setelah kaum muslimin menyelesaikan shalat 'Isya'. Kami melihat satu jama'ah shalat dekat dengan pelataran thawaf, maka kamipun shalat bersama mereka, kemudian berdiri untuk memulai umrah kami.


Di sana kami dapati manusia menuju ke satu arah tertentu dari tempat thawaf, dan mereka lebih banyak mendekat ke arah Ka'bah. Kepadatan semakin bertambah hingga kami yakin bahwa sesuatu telah terjadi sebagai penyebab kepadatan yang menarik perhatian setiap orang yang ada di area thawaf
.
Aku dan para sahabatku mendekat, dan aku yang lebih dekat dengan kejadian tersebut daripada mereka. Akupun memecah barisan, dan setiap kali aku mendekat aku melihat perubahan warna (mimik) pada manusia, hingga aku sampai kepada sebab kepadatan manusia tersebut. Apakah yang terjadi?



Seorang laki-laki, yang dari pakaiannya bisa dikenali sebagai orang berkebangsaan Afghanistan atau Pakistan, sudah tua, lebat dan panjang jenggotnya lagi sangat putih yang tidak ditemukan warna hitam pada jenggotnya. Seorang laki-laki yang terlentang di atas tanah, sementara sebagian orang duduk di sisi kepalanya seraya mengatakan la ilaaha illallaah, dan mereka mengulang-ulang nya. Dari sini aku tahu bahwa laki-laki tersebut dalam keadaan sakaratul maut.

Ya Allah, sebuah kejadian yang menegangkan, dan aku tidak mampu untuk menjelaskanya. Seorang laki-laki, menit demi menit berlalu, namun semakin berat dia terlentang di atas tanah, seakan-akan dia adalah sepotong kayu, sementara yang berada di sisi kepalanya mengulang-ulang kalimat la ilaaha illallaah. Di saat itu, mulailah laki-laki tersebut berbicara, namun perkataannya tidak kufahami dan oleh orang yang bersamaku. Aku sangka dia tengah berbicara dengan bahasanya. Manusiapun mengulang-ulang laa ilaaha illallaah, laa ilaaha illallaah. Sementara dia terus mengulang ucapan yang tidak kami fahami.

Peristiwa tersebut semakin menegangkan, wajah-wajah manusia semakin bertambah perubahannya. Setiap orang yang melihat pemandangan menakutkan ini menjadi pucat. Bagaimana tidak, seorang laki-laki sedang melawan kematian di hadapanmu, sementara manusia mengulang-ulang kalimat laa ilaaha illallaah sedang dia mengulang kalimat dengan bahasanya yang tidak difahami?!
Kemudian terjadilah sebuah peristiwa yang tidak pernah kulihat sepanjang hidupku, orang yang ada di sisi kepalanyapun mundur dan berdiri bersama kami. Tahukah anda apa yang terjadi?!

Kedua betis laki-laki tersebut bertautan satu sama lain!! Seketika aku mengingat firman Allah Ta'ala:

وَٱلۡتَفَّتِ ٱلسَّاقُ بِٱلسَّاقِ (٢٩)

"Dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan)." (QS. Al-Qiyamah: 29)
Seakan-akan baru kali ini ayat tersebut melaluiku!!

Kemudian dia kembali berbicara, namun kali ini dia berbicara dengan suara yang sangat jelas, dengan bahasa yang difahami, dikenal oleh setiap orang yang berdiri saat itu. Dia mengucapkan sebuah kalimat yang diucapkan dan dipahami maknanya oleh setiap muslim di dunia.

Dia berkata dengan sangat jelas: laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah!!
Kemudian terhentilah nafasnya, lemahlah tubuhnya, lunglailah kedua betisnya yang sebelumnya saling bertautan satu sama lain. Setelah itu kami tidak mendengar nafas maupun desahan. Lelaki itupun terdiam, manusia mulai berbicara, namun dengan bahasa air mata, isakan, ratapan, yang ini menangis, yang itu mengucapkan hauqolah (la haula wala quwata illaa billaah), yang di sana beristirja' (innaa lillaah wa innaa ilaihi raaju'uun), seakan-akan lelaki jenazah tersebut adalah bapak bagi seluruh yang hadir, atau saudara mereka.
Betapa banyak orang berkata: "Betapa bahagianya dia, sungguh andai saja akulah yang berada di tempatnya."

Lelaki itupun dibawa, dan sebagian muhsinin mengurusi administrasinya . Keluarganya -yang ada di Makkah- berpendapat agar dia dishalati di Masjidil Haram. Maka kamipun berusaha mengetahui kapan dia dishalati, pada shalat fardhu yang mana. Keesokan harinya kami menshalatinya.

Itu adalah sebuah kejadian yang menghunjam erat di dalam lubuk hatiku. Sebuah kejadian yang tidak mungkin terlupakan oleh berlalunya siang dan malam. Sejak saat itulah, dengan taufiq Allah, keadaanku berubah, dan aku memohon kepada Allah Ta'ala ketetapan di atas al-haq bagiku dan bagimu hingga kita bertemu dengan Allah Ta'ala.

Selesailah kisah dari teman Turki tersebut. Aku memohon kepada Allah ketetapan bagiku, baginya dan bagi setiap ahli tauhid.
Namun, anda sekalian, wahai pembaca yang budiman, bagaimanakah keadaan akhir hayat anda nanti? Akhir penutupan usia anda jika anda menghadapi sakratul maut??!
Apakah anda akan mengucapkan kalimat laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasuulullaah, ataukah akan dikunci atas anda hingga anda tidak mengetahui sesuatupun tentang syahadat?!

Wahai pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa siapa yang tumbuh di atas sesuatu maka dia akan tua di atasnya, dan siapa yang tua di atasnya, maka dia akan mati di atasnya pula.

Sakaratul maut itu seperti gantungan yang ada dalam dada. Maka barangsiapa jiwanya bergantung kepada Allah Ta'ala, mengikuti perintah-perint ah-Nya, meninggalkan larangan-larang an-Nya, maka dialah orang yang sukses dan mendapatkan laba. Namun barangsiapa jiwanya bergantung pada dunia, dia lebih mengutamakannya daripada akhirat, maka dialah orang yang merugi dan menyesal. Maka sungguh celaka dia pada hari penyesalan. Mari kita sadar dan bertaubat sebelum segalanya terlambat.

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- ----
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

by : Mutiara Air Mata Muslimah

Kamis, 24 Januari 2013

SEPULUH WASIAT RASULALLAH UNTUK PUTRINYA

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Sepuluh wasiat yang Baginda Rasulullah sampaikan kepada puteri kesayangan baginda Saidatina Fatimah binti Rasulullah, merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap isteri solehah.

1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan dan meningkatkan derajat wanita itu.

2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikana dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah

3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu org yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang

4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah

6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.

8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.


9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- ----
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

by : mutiara air mata muslimah

mencari istri yang sempurna


Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Lelah hati dan jiwa. Hamba mencari kemana-mana, alhasil hamba tak sanggup temukan belahan jiwa itu. Setiap hari hamba berdoa, namun belum juga terkabul. Mungkin inilah perjuangan. Lama-lama hamba mulai menikmati kehidupan ini. Walaupun jemu pernah hinggap dalam kamus kehidupan hamba, meraung-raung dalam sunyi.

Sungguh, di dunia yang maya ini, hamba mencoba menghindar dari gundukan dosa, namun laron-laron dosa itu sesekali berduyun mendekati hamba. Sekuat ruh hamba berlari-berlari menuju cahaya, dan konon, salah satu kendaraan untuk mendekatkan diri dengan cahaya itu adalah mendapatkan seorang istri. Ya, hamba mencari istri sempurna, agar hamba bisa menyempurnakan niat hamba, bercengkrama dengan cahaya sejati.

Hamba bergelut dengan hari-hari, mencari secercah cahaya untuk bisa hamba huni dari kegelapan yang semakin gandrung menyelimuti hati hamba lagi. Hamba akui di setiap arah jam yang bergulir ada terpendam berjuta rahasia yang tak bisa hamba singkap keberadaannya, tak mampu hamba kuliti satu persatu apa gerangan yang diinginkan Allah. Tadinya hamba berpikir bahwa hamba telah mampu meredam satu niatan hamba itu, mengubur riak-riak kehidupan yang hamba bangun dengan pondasi rapuh. Rupanya detak suara jarum jam semakin besar menghentak-hent ak dan memekakan telinga hamba, lalu hamba kembali terpuruk, pikiran hamba terhuyung-huyun g melangkahkan kaki tak tentu arah.

Suatu hari, hamba bertemu dengan mawar. Di taman itu ia hidup sendiri. Warnanya yang merah merekah membuat mata terkagum-kagum. Ingin rasanya hamba mempersuntingny a, memetik segala hasrat yang mulai basah kuyup dengan segala keinginan.

Sang mawar tak sadar bahwa ada yang mengamatinya. Ya Tuhan harum sekali. Ya, ketika pagi merambat, hamba merasakan keharuman yang luar biasa. Merambat ke seluruh ubun-ubun, keharuman yang menakjubkan. Hamba memberanikan diri untuk menyapanya.

"Selamat pagi, Mawar." Mawar tersenyum, senyum yang menyejukkan.

"Selamat pagi. Ada apakah gerangan, sehingga pagi-pagi begini anda bertamu ke taman yang sepi ini?"

"Hamba berniat mencari istri yang sempurna. Setiap hari tanpa sepengetahuan anda, hamba mengamati anda, lalu tumbuhlah sejumput rasa tertentu yang tak bisa terdefinisi. Anda telah menyampaikan keharuman itu lewat wewangian yang disampaikan angin. Hamba pikir andalah yang hamba cari, belahan jiwa yang sekian lama memikat hamba untuk hidup dalam kembara."

"Betulkah aku yang anda cari? Tak malukah anda menikah dengan bunga sederhana sepertiku? Apa yang membuat anda terkagum? Tak banyak yang bisa aku berikan untuk anda."

"Mawar, sudah lama hamba mencari istri yang sempurna. Mungkin inilah harapan terakhir. Melihat warnamu yang memerah, hamba terkesima. Jika anda mengizinkan, hamba ingin melamar anda. Mari kita arungi bahtera hidup ini."

"Kalau betul itu yang anda inginkan, baiklah. Tunggu barang satu minggu, setelah itu jenguklah aku kembali."

"Terimakasih mawar. Ternyata hamba tak salah pilih. Seminggu lagi hamba akan kesini."

Hamba lantas meninggalkannya sendiri di taman itu. Hamba pergi diiringi senyum yang dramatis. Hati hamba seketika terbang ke langit. Sebentar lagi penantian hamba berakhir, hamba akan mendapatkan istri yang sempurna.

Seminggu berlalu, hamba mendatangi taman itu. Langkah kaki bersijingkat dengan sempurna, cepat dan gemulai. Ketika hamba tiba di tempat itu, tiba-tiba hati hamba melepuh, berterbanganlah harapan yang sempat mewarnai relung hati yang basah dengan tinta penantian. Mawar yang akan hamba persunting, yang akan hamba petik ternyata tak lagi berada di tangkainya. Ia telah luruh ke tanah merah, beserakan tak karuan, tak jelas lagi juntrungannya. Hamba tak habis mengerti, mengapa semua ini harus terjadi? Warna yang tadinya memerah, kini berubah kecoklat-coklat an, menjadi keriput, tak sesegar seperti minggu kemarin. Hamba menghampirinya, duduk termenung seperti seorang bocah yang merengek meminta mainan yang telah rusak. Dengan terbata-bata hamba berusaha menyusun kata-kata, menuai kalimat-kalimat . Namun mulut hamba teramat kelu, tak bisa lagi dengan sporadis menelurkan deretan huruf.

"Selamat pagi. Masihkah ada keinginan untuk menikah dengan ketidaksempurna anku? Inilah aku, sang mawar yang sempat membuatmu terkagum. Mengapa wajah anda tercengang dan seolah tak memahami hakikat hidup?"

"Mengapa anda menjadi seperti ini? Apakah gerangan yang salah?"

"Tak ada yang patut disalahkan. Ini adalah siklus kehidupan. Hamba hanya bisa bertabah menghadapi takdir yang membelenggu. Ini jalan yang harus hamba jalani."

"Tapi hamba mencari istri yang sempurna, Mawar."

"Jika demikian, aku bukanlah belahan jiwamu."

Hamba beranjak dari tempat itu. Kekecewaan menghantui setiap langkah yang hamba bangun. Air mata menderas. Mawar yang sempat mencengkram jiwa, kini hanya onggokan ketakutan yang tak pernah hamba mimpikan sebelumnya.

Kini hamba berjalan lagi menyusuri waktu, mencari istri yang sempurna. Di tengah perjalanan, hamba melihat merpati yang terbang, menari di udara. Sayap-sayapnya ia sombongkan ke seluruh penjuru alam. Sungguh cantik ia, membuat cemburu para petualang. Lagi-lagi terbersit sebuah keinginan. Keinginan klasik: Inilah istri yang sempurna, semoga hamba bisa mendapatkannya. Merpati itu hinggap di ranting pohonan. Hamba memberanikan diri untuk memulai percakapan.

"Wahai merpati, tadi hamba melihatmu bercengkrama dengan angin. Bulu putihmu yang kudus, menjadikan harapan dalam batin kembali tumbuh."

"Apa yang hendak anda inginkan?"

"Hamba mencari istri yang sempurna. Andalah yang hamba cari."

"Betulkah aku yang anda cari?"

"Ya tentu. Hamba ingin anda terbang bersama hamba, membangun sebuah keindahan, mengarungi bahtera kehidupan."

"Jika demikian, silahkan tangkap aku. Apabila anda berhasil menangkap diriku, aku berani menjadi belahan jiwa anda. Aku akan belajar menjadi apa yang anda inginkan."

"Tapi bagaimana mungkin hamba bisa menangkap anda? Anda mempunyai dua sayap yang indah dan memesona, sedangkan hamba hanya manusia yang bisa menerbangkan imajinasi saja, selebihnya hamba adalah pemimpi yang takut dengan kehidupan."

"Segala sesuatu mungkin saja terjadi, asalkan ada maksud yang jelas dan lurus. Lebih baik anda pikirkan kembali niatan anda itu. Betulkah aku pasangan yang anda cari? Maaf, hamba aku bercengkrama dulu dengan angin, sampai jumpa."

Hamba tak bisa berkata banyak, merpati telah terbang bersama angin. Angin, oh...rupanya kekasih sejati merpati adalah angin. Hamba tak mau merusak takdir mereka. Bagaimana kata dunia kalau hamba dengan paksa menikahi sang merpati? Dunia akan mencemooh hamba sebagai manusia paling bodoh yang pernah dilahirkan. Tapi kemanakah lagi hamba harus mencari pasangan jiwa?

Itulah kabar hamba dulu. Meniti berbagai penderitaan untuk menyempurnakan segala beban yang melingkar di dasar palung jiwa hamba. Itulah gelagat hamba dulu, seperti seorang pecinta yang berkelana tak jelas arah dan tujuan, menghujani kulit lepuh para bidadari, menjadikan mereka gundah, berenang di atas lautan hampa. Begitu juga hamba. Ya, kabar hamba dulu! Memekik cinta yang bergemuruh, membadai, bercengkrama, meraja, bersengketa, meracau seperti burung kondor yang rindu bangkai-bangkai kematian. Dulu hamba tersesat dalam labirin sunyi tanpa nama. Hamba nyaris seperti mayat yang bergentayangan di siang hari, diperbudak angan-angan, bertubi-tubi mulut hamba memukul angin.

Sampai suatu malam, ketika keheningan mengambang di udara, berderinglah sebuah telepon selular yang teronggok di atas sajadah harapan. Kala itu hamba tidur lelap, mencipta mimpi yang samar. Hamba dibangunkan oleh gemuruh suara ring tone. Anehnya, suara selular itu tidak lagi menggelayutkan melodi seperti biasanya. Suaranya aneh tapi nikmat dan menyejukkan. Kalau tidak salah seperti ini: Allahuakbar.... Allahuakbar...A llahuakbar... Kontan saja hamba terhenyak dan sempat kaget. Hamba mencoba memicingkan mata yang berat seperti terbebani satu ton serbuk besi. Di dinding kamar hamba melihat detak jam yang mengarah pada nomor tiga. Masih sepertiga malam. Siapa gerangan yang berani mengusik persemayaman indah ini? Lalu hamba mulai merunut kata-kata.

"Halo, siapa anda? Mengapa membangunkan hamba? Biarkan hamba beristirah barang sejenak." Hening, tak ada jawaban. Hamba pikir, ini pasti gelagat orang jahil yang mencoba berimprovisasi. Tapi ketika hamba mau menutup telepon selular, hamba mendengar suara yang menggelegar. Bukan, suara ini bukan dari telepon selular, tapi dari segala penjuru mata angin. Keringat mulai menghujan, ketakutan bersalaman di batin, air mata tak bisa hamba bendung, dan rasa rindu mencengkram hamba dari belakang, rindu yang tak terdefinisi. Mungkinkah doa-doa hamba yang terdahulu akan terkabul? Siapakah gerangan yang bicara? Setelah bermilyar doa berjejalan di udara, hamba harap seuumpt cahaya itu yang bicara Ya, semoga bukan kepalsuan yang bicara. Suara itu makin keras terdengar. Suara itu berkata seperti ini.

"Betulkah kau mencari istri yang sempurna?"

Dengan terbata-bata hamba bilang, "Ya...ya..hamba mencari istri yang sempurna. Mampukah anda mengabulkan keinginan hamba yang belum terwujud ini?"

Suara itu kembali berujar. "Berbaringlah, lalu tutuplah matamu. Bukalah ketika suaraku tak terdengar lagi." Hamba ikuti keinginannya. Hamba tutup mata hamba, dan berbaringlah. Riangnya hati hamba, sebentar lagi hamba akan berjumpa dengan istri sempurna. Jodoh hamba akan hadir. Ah, suara itu hening. Hamba mulai memicingkan mata. Hamba lihat di sekeliling. Mengapa yang terlihat hanya gumpalan-gumpal an tanah yang kecoklatan? Mengapa begitu sejuk? Kemudian hamba melihat pakaian hamba. Putih! Semua serba putih. Bukankah ini kain kafan? Alam barzah, pikir hamba. Lalu hamba melihat sesosok tubuh datang menghampiri, begitu bercahaya, cantik rupawan.

"Siapa anda?"

"Hamba adalah amalan anda. Hamba tercipta dari anda, istri sempurna yang anda ciptakan sendiri. Menikahlah dengan hamba, sambil menunggu semua manusia kembali ke alam sunyi ini."

Begitulah kabar hamba kali ini. Ada lagi yang mau mencari istri sempurna?

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- ----
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

by : Mutiara Air Mata Muslimah

Sabtu, 19 Januari 2013

... Setetes air mata bisa menghapus lautan dosa ...


Terbentang Permadani ke Syurga.Indahnya malam membelaimu dalam kesunyian.Menet es hujan hati bermuara di pipi.Merayu sang ilahi tuk kabulkan pinta hati..

Di sepertiga malam Engkau terjaga.Sadar. dan memilih meninggalkan dekapan malam..
Merajut tali- tali kerinduan dengan sang ilahi , Dengan cinta abadi, yang selalu melekat di dalam hati..

air seluas samudera tidak bisa menghilangkan satu titik dosa tapi satu tetes air mata bisa menghapuskan lautan dosa.

Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfirman : "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan kekhusyuan mereka bertambah". (QS. 17:109)

Firman-Nya yang lain,"Sesungguh nya orang-orang yang takut kepada Rabbnya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar" (QS. 67:12)

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: "Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya) seseorang yang berzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya kemudian air matanya mengalir" ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya )


Rasulullah bersabda: "Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya" ( HR.at-Tirmidzi )

Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak" (HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)

Memperbanyak Do'a agar Allah Ta'ala menganugerahkan karunia-Nya kepada kita agar bisa menangis karena takut padaNya. Hendaklah kita selalu bermunajat pada-Nya dan sungguh-sungguh dalam berdo'a agar kita dijauhkan dari hati yang tidak khusyu' dan mata yang tidak bisa menangis.

Jangan Meremehkan Dosa, karena dosa sekecil apa pun akan dipertanggungja wabka n di hadapan Allah. Ibnu Mas'ud ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan dia berada di bawah sebuah gunung dan dia khawatir kalau gunung itu ditimpakan kepadanya. Sedangkan seorang fasik melihat dosa-dosanya seperti dia melihat seekor lalat yang bertengger di hidungnya.

Tangisnya semakin pecah ketika melantunkan ayat-ayat Suci Al-qur'an

Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, "Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu." Mereka menjawab, "Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir." (Yaitu) Orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (QS. Al-A`raf[7] : 50-51)

Sungguh tangisan merupakan tangisan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala . cintai. Tangisan seperti ini akan semakin mengangkat derajat seorang hamba di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala .

Dari saat ini mari kita mempertimbangka n air mata yang keluar, jangan sampai keluarnya air mata karena kita tidak mendapatkan keinginan hawa nafsu, jangan sampai kita menangis karena kebatilan. Bijak dalam mengeluarkan air mata merupakan pertanda jernihnya hati dan benarnya iman seorang hamba.

Dari dua dini hari hingga subuh hampir tersentuh, waktu- waktu ini akan kita sambut dengan wajah penuh cahaya. Sepertiga malam terakhir adalah malam yang bertabur mukjizat. Tetesan dan percikan air wudlu yang jatuh membasahi bumi menambah indahnya malam yang penuh keheningan. Tenang dan syahdu. Kita pun mengerjakan shalat tahajud. Shalat yang didirikan setelah terjaga dari tidur.

Lembutnya sinar rembulan disertai desahan angin malam seakan menjadi pernak- pernik saat melakukan sujud yang panjang. Rintihan doa dan deraian air mata yang jatuh menyatu dalam heningnya malam yang syahdu. Para malaikat memuji dan Allah pun memberikan penghargaan kepada ahli- ahli tahajud dengan mempersembahkan sebuah kamar khusus di Surga.

Rosulullah bersabda : “Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam, dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang- orang yang memerlukannya, menyebarkan salam, serta mendirikan sholat tahajud pada saat manusia terlelap dalam tidur malam”. (HR. At Thabrani dan Al Hakim).

Dinginnya malam dan tetesan embun yang membasahi dedaunan seolah menjadi saksi, bukti kecintaan kita kepada Allah dalam untaian dzikir yang terurai. Malam- malam yang berlalu adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai ketaqwaan. Sungguh sangat menawan, dan para muhsinun pun tidak ingin melewatkannya sehingga wajah mereka bersinar saat menyambut kedatangan Allah pada 1/3 malam yang terakhir.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam yang terakhir, lalu ia berfirman: Barangsiapa yang berdoa kepadaKu pasti Aku kabulkan. Barangsiapa yang memohon kepadaKu pasti Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun kepadaKu pasti Aku ampuni. (HR. Muslim)

Orang- orang shalih zaman dahulu sangat menjaga shalat malam mereka. Kerinduan mereka akan 1/3 malam adalah hal yang tek terperi. Bahkan, penghujung malam menjadi kenikmatan terbesar mereka. Abu Sulaiman berkata : “Jika bukan karena malam, aku tidak suka untuk tinggal di Dunia ini”. Ibnu Munkadir berucap: “Tidak ada kelezatan Dunia ini, kecuali pada 3 hal, yaitu: qiyamul lail, bertemu dengan saudara seiman, dan shalat berjamaah.

Bagaimana dengan Kita wahai saudaraku ..??
Masihkan kita terpesona dengan hangatnya dekapan malam yang penuh tipuan..?
Sampai kapan kita akan melewatkan malam- malam berharga kita tanpa shalat malam..?

Ingatlah, bahwa Rosulullah pernah bersabda : ”Orang yang cerdik ialah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal setelah ia meninggal. Dan orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan- angan muluk terhadap Allah”. (HR. Abu Dawud). Jadi, lakukanlah apa yang terbaik yang bisa kita lakukan. Tidak hanya untuk Dunia ini, namun juga untuk kehidupan Kita yang lebih baik di tingkat kehidupan berikutnya.

Dari al-Abbâs Bin Abdul Muthallib Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari karena takut pada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan (kedua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah." (HR. At-Thabrani)

Dari Zaid Bin Arqom Radhiallaahu anhu , dia berkata, "Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , “Ya Rasulullah dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab, “Dengan air matamu, karena mata yang menangis karena takut pada Allah niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya" ( HR. Ibnu Abi Dunya dan Ashbahâny )

Semoga Allah subhanahu wata'ala menjadikan kita termasuk hambaNya yang senantiasa menangis karena takut padaNya.

GABUNG YUK di FP Sahabat QALBU Cahaya Jiwa ada banyak kata HIKMAH, RENUNGAN dan MOTIVASI.

Ajak sahabat yanng lainnya bergabung

insya Allah Bermanfaat

Rabu, 16 Januari 2013

BEGITU ENGKAU BERSUJUD

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Begitu engkau bersujud, ..
terbangunlah ruang yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid..
Setiap kali engkau bersujud, setiap kali pula telah engkau dirikan masjid ...

Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid telah kau bengun selama hidupmu?
....

Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu meninggi, menembus langit, .. memasuki alam makrifat ....

Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika bernama masjid,
begitu engkau tempati untuk bersujud .....

Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada ridha Tuhan,
menjelma jadi sajadah kemuliaan .....

Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkanke piring ke-ilahi-an, .. menjadi se-rakaat sembahyang ....

Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk cinta kasih ke-Tuhan-an, .. lahir menjadi kumandang suara adzan ....


Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid ....
Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang Allah, engkaulah kiblat...

Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang didengar Allah, engkaulah tilawah suci .....

Dan kalau detakkan hatimu mencintai yang dicintai Allah, engkaulah ayatullah
.....

Ilmu pengetahuan bersujud, ..
pekerjaanmu bersujud, ..
karirmu bersujud, ..
rumah tanggamu bersujud, ..
sepi dan ramaimu bersujud, ..
duka deritamu bersujud ....
menjadilah engkau masjid ......

- Emha Ainun Najib -

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

 Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....


Oleh : Mutiara Air Mata Muslimah

Tip's Cinta

Bismhim ... Nah pada kesempatan kali ini saya akan memberikan 21 Ciri Orang Yang Tulus Mencintai Anda.


 1. Orang yang mencintai anda tidak pernah bisa memberikan alasan kenapa ia mencintai anda, yang ia tahu dimatanya hanya ada anda satu-satunya.

2. Orang yang mencintai anda selalu menerima anda apa adanya,dimatanya anda selalu yang tercantik/tertampan walaupun mungkin anda merasa berat badan anda sudah berlebihan atau anda merasa kegemukan
.

3. Orang yang mencintai anda selau ingin tau tentang apa saja yang kamu lalui sepanjang hari ini, ia ingin tau kegiatan anda.

4. Orang yang mencintai anda akan mengirimkan sms seperti “slmt pagi” “slmt hr mggu” “slmt tidur”, walaupun anda tidak membalas pesannya.

5. Kalau anda berulang tahun dan anda tidak mengundangnya setidaknya ia akan telpon untuk mengucapkan selamat atau mengirim sms.

6. Orang yang mencintai anda akan selalu mengingat setiap kejadian yang ia lalui bersama anda, bahkan mungkin kejadian yang anda sendiri sudah lupa setiap detailnya, karena saat itu adalah sesuatu yang berharga untuknya.

7. Orang yang mencintai anda selalu mengingat tiap kata2 yang anda ucapkan bahkan mungkin kata2 yang anda sendiri lupa pernah mengatakannya.

8. Orang yang mencintai anda akan belajar menyukai
lagu-lagu kesukaan anda, bahkan mungkin meminjam CD/kaset anda,karena ia ingin tau kesukaan anda, kesukaan anda kesukaannya juga.

9. Kalau terakhir kali ketemu, anda sedang sakit flu, terkilir, atau sakit gigi, beberapa hari kemudian ia akan mengirim sms atau menelpon anda dan menanyakan keadaan anda.. karena ia mengkhawatirkan anda.

10. Kalau anda bilang akan menghadapi ujian ia akan menanyakan kapan ujian itu dan saat harinya tiba ia akan mengirimkan sms “good luck” atau menelpon anda untuk memberikan semangat untuk anda.

11. Orang yang mencintai anda akan memberikan suatu barang miliknya yang mungkin buat anda itu ialah sesuatu yang biasa, tapi itu ialah suatu barang yang istimewa buat dia.

12. Orang yang mencintai anda akan terdiam sesaat, saat sedang berbicara ditelpon dengan anda, sehingga anda menjadi binggung saat itu dia merasa sangat gugup karena anda telah mengguncang dunianya.

13. Orang yang mencintai anda selalu ingin berada didekat anda dan ingin menghabiskan hari2nya dengan anda.

14. Jika suatu saat anda harus pindah ke kota lain untuk waktu yang lain ia akan memberikan nasehat supaya kanda waspada dengan lingkungan yang bisa membawa pengaruh buruk bagi anda.

15. Orang yang mencintai anda bertindak lebih seperti saudara daripada seperti seorang kekasih.

16. Orang yang mencintai anda sering melakukan hal2 yang konyol spt menelpon anda 100x dalam sehari, atau membangunkan tidur anda ditengah malam karena ia mengirim sms atau menelpon anda. karena saat itu ia sedang memikirkan anda.

17. Orang yang mencintai kamu kadang merindukan anda dan melakukan hal2 yang membuat anda jengkel atau gila, saat anda bilang tindakannya membuat anda terganggu ia akan minta maaf dan tak kan melakukannya lagi.

18. Jika anda memintanya untuk mengajari anda sesuatu maka ia akan mengajari anda dengan sabar walaupun anda mungkin orang yang terbodoh di dunia!

19. Kalau anda melihat handphone-nya maka namamu akan menghiasi sbgn besar “INBOX”nya.Ya ia masih menyimpan pesan dari anda walaupun pesan itu sudah anda kirim sejak berbulan2 bahkan bertahun2 yang lalu.

20. Dan jika anda menghindarinya atau memberi reaksi penolakan, ia akan menyadarinya dan menghilang dari kehidupan anda walaupun hal itu membunuh hatinya. Karena yang ia inginkan hanyalah kebahagiaan anda.

21. Jika suatu saat anda merindukannya dan ingin memberinya kesempatan ia akan ada disana menunggu anda karena ia tak pernah mencari orang lain. Ya…………ia selalu menunggu anda.

Wallahu A'lam bishawab ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- --------------- ---
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

Oleh :Mutiara Air Mata Muslimah

Selasa, 15 Januari 2013

Sebaik-baiknya, Do'a, Do'a hari Arafah

Sebaik-baik do’a adalah do’a hari Arafah -9 Dzulhijjah-. Maksudnya, do’a ini paling cepat diijabahi. Sehingga kita diperintahkan untuk konsen melakukan ibadah yang satu ini di pada hari Arafah, apalagi untuk orang yang sedang wukuf di Arafah. Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan


menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348). Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi no. 3585. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan (Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 10: 33). Apakah keutamaan do’a ini hanya khusus bagi yang wukuf di Arafah? Apakah berlaku juga keutamaan ini bagi orang yang tidak menunaikan ibadah haji? Yang tepat, mustajabnya do’a tersebut adalah umum, baik bagi yang berhaji maupun yang tidak berhaji karena keutamaan yang ada adalah keutamaan pada hari. Sedangkan yang berada di Arafah (yang sedang wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah), ia berarti menggabungkan antara keutamaan waktu dan tempat. Demikian kata Syaikh Sholih Al Munajjid dalam fatawanya no. 70282. Tanda bahwasanya do’a pada hari Arafah karena dilihat dari kemuliaan hari tersebut dapat kita lihat dari sebagian salaf yang membolehkan ta’rif. Ta’rif adalah berkumpul di masjid untuk berdo’a dan dzikir pada hari Arafah. Yang melakukan seperti ini adalah sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Imam Ahmad masih membolehkannya walau beliau sendiri tidak melakukannya. Syaikh Sholih Al Munajjid -semoga Allah berkahi umur beliau- menerangkan, “Hal ini menunjukkan bahwa mereka menilai keutamaan hari Arafah tidaklah khusus bagi orang yang berhaji saja. Walau memang berkumpul-kumpul seperti ini untuk dzikir dan do’a pada hari Arafah tidaklah pernah ada dasarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu Imam Ahmad tidak melakukannya. Namun beliau beri keringanan dan tidak melarang karena ada sebagian sahabat yang melakukannya seperti Ibnu ‘Abbas dan ‘Amr bin Harits radhiyallahu ‘anhum.” (Fatawa Al Islam Sual wal Jawab no. 70282) Para salaf dahulu saling memperingatkan pada hari Arafah untuk sibuk dengan ibadah dan memperbanyak do’a serta tidak banyak bergaul dengan manusia. ‘Atho’ bin Abi Robbah mengatakan pada ‘Umar bin Al Warod, “Jika engkau mampu mengasingkan diri di siang hari Arafah, maka lakukanlah.” (Ahwalus Salaf fil Hajj, hal. 44) Do’a ini bagi yang wukuf dimulai dari siang hari selepas matahari tergelincir ke barat (masuk shalat Zhuhur) hingga terbenamnya matahari. Semoga Allah memudahkan kita untuk menyibukkan diri dengan do’a pada hari Arafah.

BIOGRAFI IMAM SYAFI'I

Biografi Imam Syafi’i Imam Syafi’i yang dikenal sebagai pendiri madzhab Syafi’i memiliki nama lengkap Muhammad bin Idris As Syafi’i Al Quraisy. Beliau dilahirkan di daerah Ghazzah, Palestina pada tahun 150 H di bulan Rajab. Nasab Imam Syafi’i Beliau bernama Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Abdullah bin Abdu Manaf. Kun-yah (panggilan kehormatan) beliau adalah Abu Abdullah (bapaknya Abdullah) dikarenakan salah seorang anak beliau yang bernama Abdullah. Nasab Imam Syafi’i bertemu dengan nasab Rasulullah Shalallahu alahi wa salam (SAW) pada Abdu Manaf. Sedangkan Hasyim kakek Imam Syafi’i bukanlah kakek dari Rasulullah SAW. Diriwayatkan bahwa ketika beberapa hari setelah ibunda Imam Syafi’i melahirkan terdengar kabar dari Baghdad tentang meninggalnya Imam Abu Hanifah. Tatkala diteliti dengan seksama ternyata hari meninggalnya Imam Abu Hanifah bertepatan dengan saat lahirnya Imam Syafi’i. Para ulama waktu itu mengisyaratkan bahwa Muhammad yang baru lahir kelak akan mengikuti derajat keilmuan Imam Abu Hanifah. Hadits Rasulullah SAW yang mengisyaratkan kedatangan Imam Syafi’i Para ulama telah menelaah sejumlah hadits dari Rasulullah SAW berkenaan dengan kegembiraan Rasulullah SAW kepada Imam Syafi’i. Hadits dari Ibnu Mas’ud beliau berkata: “Rasulullah SAW telah bersabda: janganlah kamu mencaci-maki Quraisy karena orang alim Quraisy itu ilmunya akan memenuhi bumi. Ya Allah, Engkau telah memberi siksaan pada awal Quraisy, maka berilah anugerah pada akhir Quraisy.” Hadits dari Ali bin Abi Thalib beliau berkata: “Rasulullah SAW telah bersabda: jangan kamu mengimami orang Quraisy dan bermakmumlah kamu pada mereka. Jangan mendahului Quraisy akan tetapi dahulukanlah mereka. Jangan kamu mengajari Quraisy tetapi belajarlah dari mereka karena ilmu orang alim Quraisy akan menyebar ke seluruh dunia,” Kesungguhan Imam Syafi’i dalam menuntut ilmu Meskipun dibesarkan dalam keadaan yatim dan kondisi keluarga yang miskin, tidak menjadikan beliau rendah diri apalagi malas. Sebaliknya, keadaan itu membuat beliau makin giat menuntut ilmu. Pada umur 9 tahun beliau telah hafal Al Quran seluruhnya. Beliau banyak berdiam di Masjid al-Haram dimana beliau menuntut ilmu pada ulama-ulama dalam berbagai bidang ilmu. Beliau mencatat ilmu-ilmu yang telah diperolehnya pada kertas-kertas, kulit dan tulang binatang. Hingga pada suatu hari kamar tempat istirahatnya penuh oleh kertas, kulit dan tulang. Maka seluruh catatan pada benda-benda itu dihafal oleh Imam seluruhnya, lalu setelah itu benda-benda tersebut dibakarnya. Kekuatan hafalan Imam Syafi’i sangat mencengangkan. Sampai-sampai seluruh kitab yang dibaca dapat dihafalnya. Ketika beliau membaca satu kitab beliau berusaha menutup halaman yang kiri dengan tangan kanannya karena khawatir akan melihat halaman yang kiri dan menghafalnya terlebih dahulu sebelum beliau hafal halaman yang kanan. Mengenai hal ini beliau bercerita: bahwa beliau pernah bermimpi bertemu Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Siapa kamu hai anak muda?” Imam Syafi’i berkata. : “aku termasuk umatmu, ya Rasulullah” Rasul berkata: “mendekatlah padaku.” Imam Syafi’i lalu mendekat kepada Rasulullah SAW, lalu Rasul mengambil air liurnya dan meletakkan air liur itu ke dalam mulut dan bibir Imam Syafi’i. setelah itu Rasulullah SAW berkata padanya: “ berangkatlah, semoga Allah memberkahimu.” Setelah mimpi itu beliau tak pernah merasa kesulitan dalam menghafal ilmu. Beliau juga telah mencapai kemampuan berbahasa yang sangat indah. Kemampuan beliau dalam menggubah syair dan ketinggian mutu bahasanya mendapat pengakuan dan penghargaan yang sangat tinggi oleh orang-orang alim yang sejaman dengan beliau. Demikian tinggi prestasi-prestasi keilmuan yang telah beliau capai dalam usia yang masih sangat belia, sehingga guru-gurunya membolehkan beliau untuk berfatwa di Masjid al-Haram. Ketika itu beliau bahkan baru mencapai usia 15 tahun. Kepergian Imam Syafi’i ke Madinah Imam Syafi’i hidup sejaman dengan Imam Malik bin Anas, seorang ulama besar pendiri madzhab Maliki. Imam Malik bin Anas juga dikenal sebagai Ahli Hadits. Beliau menghimpun hadits-hadits nabi dalam kitab beliau yang berjudul Muwattha’. Imam Syafi’i pernah meminjam kitab Muwattha’ pada salah seorang penduduk Mekkah dan menghafalnya dalam waktu singkat. Imam Syafi’i rindu untuk melihat Imam Malik di Madinah Al Munawwarah dan berharap dapat mengambil manfaat dari ilmu beliau. Maka pada suatu hari berangkatlah Imam Syafi’i ke Madinah dengan niat untuk menuntut ilmu. Dalam perjalanan dari Mekkah menuju Madinah beliau mengkhatamkan bacaan Al Qur’an sebanyak 16 kali. Malam satu kali khatam dan siangnya satu kali. Pada hari ke delapan beliau tiba di Madinah setelah shalat ashar. Beliau shalat di Masjid Nabawi dan berziarah terlebih dahulu ke makam Rasulullah SAW. Setelah itu baru beliau menuju kediaman Imam Malik bin Anas. Ketika Imam Syafi’i menghadap Imam Malik, beliau berkata: “mudah-mudahan Allah selalu memberimu kebaikan. Aku adalah seorang penuntut ilmu. Kondisi dan ceritaku begini dan begini…” Mendengar perkataan itu Imam Malik merasa kasihan dan bertanya kepadanya: “siapa namamu?” Imam Syafi’i menjawab: “Muhammad.” Imam Malik berkata kepadanya; “wahai Muhammad, bertaqwalah kepada Allah, hindarilah maksiat. Aku melihat di hatimu ada cahaya. Karena itu janganlah kamu padamkan cahaya itu dengan maksiat. Sesungguhnya cahaya itu akan menjadikanmu dibutuhkan oleh manusia. “ Imam Syafi’i menjawab: “ya.” Imam Malik lalu berkata: “kalau besok kamu masih ada, kami akan mengajarkanmu kitab Muwattha’.” Imam Syafi’i berkata: “wahai tuanku, aku telah membaca kitab Muwattha’ sampai hafal.” Imam Malik berkata: “bacalah!” lalu Imam Syafi’i membaca dan Imam Malik menyimaknya. Ketika Imam Syafi’i khawatir Imam Malik lelah, maka beliau berhenti. Dan Imam Malik lalu berkata: “teruskan wahai anak muda, aku akan memperbaiki bacaanmu.” Demikianlah, maka aktivitas harian Imam Syafi’i adalah membaca kitab Muwattha’ dibawah bimbingan Imam Malik. Beliau pun selalu hadir di majlis ilmu Imam Malik yang menerangkan tentang hadits-hadits Rasulullah SAW. Imam Malik memuji kuatnya hafalan dan keluasan pemahaman Imam Syafi’i terhadap ilmu yang dipelajarinya. Seringkali sehabis membacakan kitabnya, Imam Malik meminta Imam Syafi’i untuk menyampaikannya kepada orang lain. Imam Malik juga sering memberikan hadiah kepada sang murid sebagai wujud rasa cinta dan perhatian beliau kepadanya. Demikian juga Imam Syafi’i begitu mencintai gurunya dengan sepenuh hati. Beliau berkata: “Malik bin Anas adalah guruku. Dari beliau aku belajar dan tidak ada orang yang aku percaya kecuali Malik bin Anas. Dan aku menjadikan Malik bin Anas sebagai hujjah (saksi) antara aku dan Allah.” Kepergian Imam Syafi’i ke Iraq Pada waktu Imam Syafi’i telah menyelesaikan pelajarannya pada Imam Malik, beliau mendengar kabar tentang Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan yang adalah murid sekaligus sahabat Imam Abu Hanifah yang sedang berada di Iraq yaitu di kota Kufah. Beliau ingin sekali bertemu dengan mereka berdua. Maka Imam Syafi’i lantas memohon izin kepada Imam Malik untuk pergi ke Iraq. Imam Malik memberi tambahan bekal kepada beliau dan menyewakannya hewan tunggangan menuju kota Kufah. Di Kufah, begitu berjumpa dengan Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan, mereka berdua sangat gembira dengan kedatangan Imam Syafi’i. Mereka bertanya kepada beliau tentang Imam Malik bin Anas. Beliau berkata: “aku telah datang kepadanya.” Salah satu dari keduanya berkata: “apakah kamu melihat kitab Muwattha’?” Imam Syafi’i menjawab: “aku telah menghafal kitab tersebut dalam lubuk hatiku.” Itu semua telah membuat Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf menaruh hormat kepada Imam Syafi’i. Muhammad bin Hasan lalu bertanya kepada beliau tentang masalah thaharah, zakat, jual beli, dan masalah lainnya yang dijawab dengan jawaban yang sangat bagus oleh Imam Syafi’i. Bertambah kagumlah Muhammad bin Hasan pada beliau. Kemudian ia mengajak Imam Syafi’i ke rumahnya dan mengizinkan Imam Syafi’i untuk menyalin kitab apa saja yan dia inginkan yang ada di perpustakaan miliknya. Selama di Kufah, Imam Syafi’i menjadi tamu Muhammad bin Hasan. Ketika beliau telah selesai mempelajari kitab-kitab di perpustakaan Muhammad bin Hasan, beliau lantas mohon izin untuk meneruskan perjalanan menuju Persia dan kota-kota disekitarnya. Kembali ke Madinah Ketika beliau di kota Romlah ada serombongan orang Madinah datang. Beliau bertanya tentang keadaan guru beliau, Imam Malik bin Anas. Mereka menjawab bahwa Imam Malik dalam keadaan sehat. Imam Syafi’i merasa rindu dan ingin sekali berjumpa dengan guru yang sangat dicintainya itu. Maka beliau pun mempersiapkan diri untuk perjalanan menuju ke Madinah. Sampai di Madinah, setelah berziarah ke makam Rasulullah SAW, beliau lantas menuju pengajian Imam Malik. Ketika Imam Malik mengetahui kehadiran Imam Syafi’i, beliau memanggilnya dan memeluknya dengan penuh kerinduan. Murid-murid Imam Malik yang lain merasa terharu melihat peristiwa ini. Imam Malik lalu membawa Imam Syafi’i duduk disisinya. Beliau berkata: “ajarilah ini, wahai Syafi’i.” Setelah menyelesaikan pelajaran itu, Imam Malik mengajak Imam Syafi’i ke rumahnya. Imam Syafi’i tinggal selama beberapa tahun di Madinah. Selama itu beliau senantiasa mendapat perlakuan yang istimewa dan sangat diperhatikan oleh gurunya. Pada bulan Rabi’ul awwal tahun 179 H Imam Malik bin Anas wafat dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ di kota Madinah. Seluruh penduduk Madinah tenggelam dalam duka cita karena meninggalnya Imam yang sangat alim dan mulia ini. Setelah wafatnya Imam Malik, Imam Syafi’i masih tinggal beberapa lama di Madinah. Beliau kemudian pergi ke Yaman, menetap dan mengajarkan ilmunya di sana. Berita tentang keluasan ilmu beliau segera saja menyebar ke seluruh negeri. Orang berduyun-duyun datang untuk menyimak pelajaran yang beliau sampaikan. Ketinggian ilmu dan ma’rifahnya, baik itu dibidang fiqh, hadits, filsafat, kedokteran, ilmu falak dan lain-lain membuat khalifah Harun al-Rasyid mengundang beliau dan meminta beliau untuk mengajar di kota Baghdad. Sejak saat itu beliau dikenal secara luas dan lebih banyak lagi orang yang datang menuntut ilmu padanya. Pada waktu itulah madzhab beliau mulai dikenal. Imam Syafii mengajar banyak orang yang kelak sebagian dari mereka menjadi ulama-ulama yang besar pula. Diantara murid-murid beliau yaitu Imam Ahmad bin Hanbal yang kelak dikenal sebagai salah seorang Imam madzhab juga. Semua orang, baik dari kalangan pejabat maupun rakyat sangat mencintai dan mengagungkan kedudukan Imam Syafi’i. Demikian pula murid-murid beliau begitu menaruh hormat padanya. Ini terbukti ketika Imam Ahmad bin Hanbal sakit dan Imam Syafi’i membesuknya. Waktu beliau sampai di rumahnya, Imam Ahmad bin Hanbal langsung turun dari tempat tidurnya dan meminta Imam Syafi’i untuk duduk di tempat itu. Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal duduk di tanah dan sewaktu-waktu beliau bertanya pada Imam Syafi’i. Ketika Imam Syafi’i hendak pulang, Imam Ahmad bin Hanbal menaikkan beliau ke hewan tunggangannya. Lalu Imam Ahmad bin Hanbal naik ke tunggangannya -beliau dalam kondisi sakit- dengan menerobos jalan dan pasar-pasar Baghdad, sampai ia bisa mengantar Imam Syafi’i tiba di rumahnya. Pulang ke Mekkah Setelah beberapa waktu berada di Baghdad, beliau bermaksud pulang ke Mekkah. Memakan waktu perjalanan beberapa hari akhirnya beliau sampai di Mekkah. Waktu itu tahun 181 H. Sebelum masuk kota Mekkah, beliau mendirikan kemah di luar kota. Penduduk Mekkah keluar untuk menyampaikan salam dan menyambutnya. Beliau lalu membagi-bagikan seluruh emas dan perak yang beliau miliki kepada mereka. Hal itu dilakukan untuk melaksanakan wasiat ibunya ketika beliau datang ke Mekkah. Begitulah, Imam Syafi’i masuk ke kota Mekkah dalam keadaan tidak membawa apapun, sama seperti ketika beliau keluar dari Mekkah dalam keadaan tidak membawa benda apapun. Beliau tinggal di Mekkah selama 17 tahun. Selama berada disana beliau mengajarkan ilmu pada manusia. Madzhab Imam Syafi’i tersebar di antara jamaah haji dan mereka membawa madzhab tersebut ke tempat asal mereka masing-masing. Selama 17 tahun tinggal di Mekkah beliau mendengar wafatnya Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan yang dahulu pernah ditemuinya di kota Kufah. Setelah itu wafat pula Harun al-Rasyid. Setelah sekian lama tinggal di Mekkah beliau lantas kembali ke kota Baghdad. Disana beliau melanjutkan kegiatan mengajar selama beberapa waktu. Setelah itu beliau bermaksud hendak pergi ke Mesir. Ketika penduduk Baghdad mendengar akan kepergian orang mulia ini, maka mereka keluar untuk perpisahan dengan beliau. Di tengah-tengah penduduk ini ada Imam Ahmad bin Hanbal. Maka diwaktu itu Imam Syafi’i memegang erat tangan Imam Ahmad bin Hanbal dan berkata: “sungguh aku rindu akan bumi Mesir. Selain Mesir adalah bumi yang tandus. Demi Allah, aku tidak tahu untuk kemuliaan atau untuk kaya aku pindah ke Mesir. Atau pindah ke kubur?” Seakan-akan Imam Syafii merasa akan wafat di Mesir dan kuburannya akan berada di negeri itu. Lalu beliau menangis. Imam Ahmad bin Hanbal dan semua orang yang menyaksikan perpisahan itu menangis semua. Imam Ahmad bin Hanbal pulang sambil bercucuran airmata dan berkata pada para penduduk Baghdad: “ sungguh ilmu fiqh telah tertutup, lalu Allah membukakan ilmu itu dengan kedatangan Imam Syafi’i.” Menetap di Mesir Di negeri Mesir segera saja penduduknya jatuh hati pada Imam Syafi’i. Para ulama negeri itu juga memuliakannya dan meminta beliau untuk mengajar di masjid Amru bin Ash. Beliau mengajar sehabis subuh sampai zhuhur. Imam Syafi’i adalah orang pertama yang mengajar ilmu hadits di Mesir sampai zhuhur. Setelah itu beliau melanjutkan pelajaran di rumahnya. Para ulama dan orang-orang jenius terpelajar lainnya datang menyimak pelajaran yang beliau sampaikan baik di masjid maupun di rumah. Di antara orang-orang yang belajar pada beliau yang kelak menjadi ulama terkenal adalah Muhammad bin Abdullah bin Hakam, Abu Ibrahim bin Ismail bin Yahya Al-Muzani, Abu Yaqub Yusuf bin Yahya Al-Buwaiti, Rabi’ Al-Jizi dan lain sebagainya. Ketika di Mesir ini pula Imam Syafi’i banyak menulis kitab yang berisi madzhab beliau. Di antara kitabnya adalah Al-Umm, Imla’ al-Shaghir, Jizyah, Ar-Risalah dan lain sebagainya. Sebagian dari akhlak Imam Syafi’i Imam Syafi’i adalah seorang yang taqwa, zuhud dan wara’. Beliau juga sangat santun dalam memberi peringatan kepada orang yang melakukan kesalahan. Hatinya sangat lembut dan dermawan terhadap harta. Baihaqi meriwayatkan dari Hasan bin Habib. Dia berkata: “Aku melihat Imam Syafi’i menunggang kuda melewati pasar sepatu. Tiba-tiba cambuknya jatuh dan mengenai salah seorang pedagang sepatu. Lalu pedagang sepatu itu mengusap cambuk untuk membersihkannya dan memberikan cambuk itu pada beliau. Imam Syafi’i lalu menyuruh budaknya untuk memberikan uangnya pada pedagang itu.” Tiada hari yang dilewati beliau tanpa bershadaqah. Siang dan malam beliau selalu bershadaqah, Apalagi di bulan Ramadhan. Beliau juga sering mengunjungi fakir miskin dan menjamin kebutuhan-kebutuhan mereka. Untuk menafkahi keluarganya beliau berdagang. Imam Syafi’i sangat baik dalam memperlakukan kerabat-kerabatnya. Beliau menghormati mereka dan tidak menyombongkan dirinya. Beliau menghormati orang sesuai posisinya. Imam Syafi’i pernah berkata: “Paling zhalimnya orang adalah ia yang menjauhi kerabatnya, tidak mau tahu terhadap mereka, meremehkan dan sombong pada orang yang memiliki keutamaan.” Beliau juga senantiasa memaafkan orang yang berbuat kesalahan kepadanya. Beliau membalas kejahatan dengan kebaikan dan tidak pernah menyimpan dendam kepada seseorang. Pujian Ahmad bin Hanbal kepada Imam Syafi’i Sewaktu di Baghdad, Imam Syafi’i selalu bersama Imam Ahmad bin Hanbal. Demikian cintanya pada Imam Syafi’i, sehingga putra-putri Imam Ahmad merasa penasaran kepada bapaknya itu. Putri Imam Ahmad memintanya untuk mengundang Imam Syafii bermalam di rumah untuk mengetahui perilaku beliau dari dekat. Imam Ahmad bin Hanbal lalu menemui Imam Syafi’i dan menyampaikan undangan itu. Ketika Imam Syafi’i telah berada di rumah Ahmad, putrinya lalu membawakan hidangan. Imam Syafi’i memakan banyak sekali makanan itu dengan sangat lahap. Ini membuat heran putri Imam Ahmad bin Hanbal. Setelah makan malam, Imam Ahmad bin Hanbal mempersilakan Imam Syafi’i untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan. Putri Imam Ahmad melihat Imam Syafi’i langsung merebahkan tubuhnya dan tidak bangun untuk melaksanakan shalat malam. Pada waktu subuh tiba beliau langsung berangkat ke masjid tanpa berwudhu terlebih dulu. Sehabis shalat subuh, putri Imam Ahmad bin Hanbal langsung protes kepada ayahnya tentang perbuatan Imam Syafi’i, yang menurutnya kurang mencerminkan keilmuannya. Imam Ahmad yang menolak untuk menyalahkan Imam Syafi’i, langsung menanyakan hal itu kepada Imam Syafi’i. Mengenai hidangan yang dimakannya dengan sangat lahap beliau berkata: “Ahmad, memang benar aku makan banyak, dan itu ada alasannya. Aku tahu hidangan itu halal dan aku tahu kau adalah orang yang pemurah. Maka aku makan sebanyak-banyaknya. Sebab makanan yang halal itu banyak berkahnya dan makanan dari orang yang pemurah adalah obat. Sedangkan malam ini adalah malam yang paling berkah bagiku.” “Kenapa begitu, wahai guru?” “Begitu aku meletakkan kepala di atas bantal seolah kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW digelar di hadapanku. Aku menelaah dan telah menyelesaikan 100 masalah yang bermanfaat bagi orang islam. Karena itu aku tak sempat shalat malam.” Imam Ahmad bin Hanbal berkata pada putrinya: “inilah yang dilakukan guruku pada malam ini. Sungguh, berbaringnya beliau lebih utama dari semua yang aku kerjakan pada waktu tidak tidur.” Imam Syafi’i melanjutkan: “Aku shalat subuh tanpa wudhu sebab aku masih suci. Aku tidak memejamkan mata sedikit pun .wudhuku masih terjaga sejak isya, sehingga aku bisa shalat subuh tanpa berwudhu lagi.” Dilain kesempatan Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata: “aku tidak pernah shalat sejak 40 tahun silam kecuali dalam shalatku itu aku berdoa untuk Imam Syafi’i.” Abdullah, putranya lantas bertanya: “wahai ayahku, seperti apa sih Syafi’i, sehingga ayah selalu berdoa untuknya?” Imam Ahmad bin Hanbal menjawab: “wahai anakku, Imam Syafi’i bagaikan matahari bagi dunia dan seperti kesehatan bagi tubuh. Lihatlah anakku, betapa pentingnya dua hal itu.” Abdul Malik bin Abdul Hamid al-Maimuni berkata: “Aku berada di sisi Ahmad bin Hanbal dan beliau selalu menyebut Imam Syafi’i. Aku selalu melihat beliau mengagungkan Imam Syafi’i.” Wafatnya Imam Syafi’i Beliau wafat pada malam jum’at akhir dari bulan Rajab tahun 204 H setelah mengalami sakit selama beberapa waktu. Setelah isya ruh beliau yang suci kembali ke Rahmatullah di pangkuan murid beliau, yaitu Rabi’ al-Jizi. Jenazah beliau dimakamkan dengan iringan tangis dan rintih duka cita dari segenap penduduk Mesir.